General Manager Hotel Calon Penghuni Neraka
General Manager hotel sebagaimana jabatan lainnya
merupakan suatu amanah yang mempunyai dua sisi, hak dan kewajiban.
Dalam kajian Islam sebagaimana diriwayatkan oleh
Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya no. 1652 Riwayat dari Abu Dzar Al-Ghifari.
Ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku sebagai pemimpin?”
Mendengar permintaanku tersebut beliau menepuk pundakku seraya bersabda:
يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيْفٌ
وَ إِنَّها أَمَانَةٌ وَ إِنَّها يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَ نَدامَةٌ إِلاَّ
من أَخَذَها بِحَقِّها وَ أَدَّى الَّذِي عَلَيْه فِيْها
“Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya
engkau itu orang yang lemah, dan sesungguhnya jabatan itu adalah amanat, dan
jabatan itu akan membuat kehinaan dan penyesalan di hari kiamat kecuali orang
yang dapat memegang jabatan sebagaimana mestinya dan dapat melaksanakan jabatan
(amanat) yang semestinya”. HR. Muslim.
Dari salah satu contoh hadits ini dapat disimpulkan
bahwa, jabatan itu adalah suatu amanah dan setiap amanah mempunyai konsekwensi
sebagai berikut.
1. Amanah harus dipertanggungjawabkan kelak
dihadapan-Nya.
2. Amanah berupa jabatan itu berpotensi membuat seseorang masuk neraka.
3. Jabatan itu terkait dengan tanggung jawab yang harus dipertanggung jawabkan.
4. Jabatan hanya untuk orang orang yang mampu memegang amanah.
Terkait dengan jabatan General Manager di suatu
hotel. General Manager Hotel memegang amanah kepada Stakeholder nya, yaitu:
A. Owner
B. Operator (jika ada)
C. Karyawan/Staff
D. Tamu
A. AMANAH KEPADA
OWNER/PENGUSAHA
Pemilik sebagai seorang pengusaha mempercayakan
perusahaan/hotelnya kepada General Manager tentunya untuk mendapatkan
keuntungan finansial.
Dalam hal ini sudah kewajiban bagi seorang General Manager untuk melindungi
kepentingan pengusaha untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin
dalam hal ini dapat dilihat dari pencapaian Total Revenue, EBITDA maupun GOP.
Beberapa langkah dalam memaksimalkan Revenue adalah
sebagai berikut:
1. Implementasi Revenue Management dalam memilih segment yang lebih profitable,
melakukan yielding dan pricing strategy yang tepat sehingga didapatkan nilai
jual kamar yang maksimal
2. Meminimalisasi implementasi ROH dengan menjual kamar sesuai type dan
harganya.
3. Menghindari pemberian diskon kamar yg berlebihan dan complimentary karna
motif pribadi.
4. Memastikan hotel berada di nilai positif pada setiap parameter performance
seperti MPI, RGI dan ARI.
5. Memaksimalkan penjualan ruang pertemuan baik itu untuk kepentingan bisnis
ataupun sosial event seperti pernikahan dan ulang tahun dengan tetap menerapkan
prinsip revenue management yang benar dalam mendapatkan “average cover
check” yang ideal dan occupancy meeting room yang maksimal.
6. Menerapkan standar bisnis Restaurant bukan hanya sebagai fasilitas hotel
namun sebagai suatu area point of sales yang harusnya dapat menghasilkan
revenue yang semaksimal mungkin.
7. Memaksimalkan potensi pendapatan lain dari minor operating area seperti
business centre, laundry, rental space, spa, transportasi etc
8. Memaksimalkan ‘other revenue’ seperti pemasangan instalasi antena provider
yang dapat menghasilkan ratusan juta rupiah pertahunnya buat hotel, instalasi
mesin ATM.
9. Pendapatan dalam bentuk sponsor, insentif konsumtif pihak ketiga misalnya
setiap vendor wajib mengembalikan 5-10% keuntungannya dengan tetap memberikan
penawaran harga dibawah pasar tentunya.
Kembali kepada amanah, jika General Manager hotel
gagal dalam mengidentifikasi dan mengimplementasikan pemaksimalan revenue ini
tentunya berpotensi tidak mendapatkan berkah dan manfaat dalam tugasnya sebagai
penanggung amanah jabatan.
Selain memaksimalkan potensi revenue General Manager
juga memegang amanah untuk meminimalisir potensi ‘LOST’ perusahaan.
Potensi lost ini bentuknya ada bermacam macam
seperti:
1. Implementasi strategy bisnis yang tidak tepat
2. Pemilihan vendor berlandaskan kepentingan pribadi atau kenalan.
3. Pemilihan supplier tanpa mengindahkan azas harga pembanding dari minimal 3
supplier sehingga mendapatkan harga yang tidak kompetitif
4. Perekrutan karyawan berdasarkan nepotisme tanpa melihat kompetensi kandidat
sehingga berdampak terhadap pelayanan.
5. Tidak adanya budaya cost efficiency didalam perusahaan sehingga biaya
operasional membengkak.
6. Menekan perawatan fasilitas hotel demi mengejar nilai GOP dan bonus GM
tahunan.
7. Penggunaan fasilitas hotel demi kepentingan pribadi.
8. Tidak adanya penerapan re-use and reduce dalam operasional harian.
9. Lengah dalam penerapan pengawasan sehingga banyak terjadi kehilangan asset
perusahaan.
10.Tidak adanya atau tidak konsisten dalam pendataan inventory baik itu ‘asset
inventory’ maupun ‘daily goods inventory system’
11.Tidak efisien dalam mengelola jumlah ‘manning’ sesuai kebutuhan dan
mempertimbangkan ‘productivity.
Kewajiban lainnya tentunya menjaga kerahasian perusahaan/owner
dengan tidak mengumbar kelemahan owner ke publik dan menjaga kepentingan owner
setiap saat.
B. AMANAH KEPADA
OPERATOR (jika ada)
Operator dalam hal ini
menunjuk General Manager sebagai representasi operator di unit mempunyai
kewajiban menjaga Amanah dalam melindungi kepentingan Operator.
Adapun beberapa kepentingan operator yang wajib dijaga oleh seorang
General Manager adalah:
1. Memastikan Hotel Revenue dan GOP target tercapai sehingga Operator
mendapatkan incentive fee dari financial performance tersebut.
2. Memastikan kepuasan Owner terhadap performance manajemen baik itu finasial
aspek maupun dalam bentuk non finansial seperti menjaga komunikasi yang baik
kepada owner.
3. Memastikan bahwa corporate culture dalam bentuk visi dan misi Operator
ditanamkan dalam keseharian perusahaan.
4. Menjadi brand ambassador bagi operator sehingga menciptakan persepsi positif
bagi operator baik dimata owner, staff, tamu dan calon investor.
5. Mengembangkan sumber daya manusia (staff) yang berguna bagi program ekpansi
operator dalam hal ini penerapan program pelatihan yang extensive dan
‘succesion plan’ staff.
6. Menjaga rahasia perusahaan/operator seperti module manual ataupun bahan
training.
C. AMANAH KEPADA
KARYAWAN/STAFF
General Manager sebagai pimpinan tertinggi dihotel
dituntut untuk mempunyai kapasitas Leadership yang baik dan menjadikan dirinya
sebagai panutan dalam keseharian.
Adapun Amanah seorang General Manager kepada
karyawannya yaitu:
1. Memastikan kesejahteraan karyawan dengan penerapan UMR (Upah Minimum
Regional).
2. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan aman buat bekerja baik fisik dan
psikologis.
3. Menerapkan kultur kerja yang ‘fair’ dan ‘objective’ tanpa keberpihakan/adil.
4. Penyediaan sarana dan prasarana yang baik seperti kelayakan kantin, menu
makanan, seragam dll.
5. Memastikan hak karyawan berupa uang service tidak disalah gunakan dan
dibagikan sesuai peraturan perundangan.
6. Memastikan semua karyawan ter proteksi dengan asuransi atau BPJS Kesehatan.
7. Menerapkan sistem ‘reward dan punishment’ yang adil dan objektif.
8. Menjadi motor dalam pengembangan kemampuan karyawan berupa mengintensifkan
training baik internal maupun eksternal.
9. Memperhatikan pengembangan karir karyawan dalam bentuk ‘succesion plan’.
10.Mengayomi karyawan dengan tidak menggunakan kekuasaan untuk mencapai
kepentingan pribadi.
Seorang General Manager hendaknya memahami gagasan
“a Happy Staff is a Key Factor to a Happy Customer”
D. AMANAH KEPADA
TAMU
Tamu sebagai ‘customer’ juga wajib dijaga
kepentingannya oleh seorang General Manager.
1. Memastikan tamu mendapatkan hak nya akan kenyamanan sesuai harga yang
dibayarkan.
2. Memastikan keamanan tamu baik dari gangguan kriminal maupun dari kecelakaan
yang mungkin terjadi seperti memastikan fasilitas safety (spinkler, smoke
detactor) berfungsi dengan baik dan alat alat pemadam api tersedia.
3. Memastikan hygiene makanan yang dikonsumsi tamu.
4. Menjaga kerahasian tamu dengan tidak mengumbar aib tamu ke publik.
KESIMPULAN
Setiap General Manager dituntut untuk dapat:
1. Menjaga kepentingan dari semua ‘stake holder’ dan menemukan formula yang
ideal agar kepentingan ‘stake holder’ yang satu tidak merugikan kepentingan
‘stake holder’ lainnya.
2. Senantiasa mampu untuk menempatkan dirinya dalam situasi orang lain (being
in other people’s shoes) dan memupuk rasa empati terhadap semua ‘stake holder’
dan lingkungan sekitar.
3. Senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan diri demi kemajuan perusahaan dan
pribadi.
4. Jika seorang General Manager tidak mampu untuk memegang Amanah maka dia
berpotensi untuk merugikan semua atau sebahagian ‘stake holder’ tersebut
diatas.
5. Menyadari bahwasanya jabatan adalah Amanah dan bukanlah alat untuk mencapai
kepentingan pribadi semata.
Beberapa hal diatas
hanyalah bahagian kecil alasan faktor yang di angkat sudut “AMANAH’ dari yang
membuat seorang General Manager di hotel yang dalam keseharian nya berpotensi
menabung tiket ke Neraka.
Ada ratusan alasan
lain yang berpotensi menjadi tabungan dosa dalam keseharian seseorang yang
berprofesi sebagai General Manager.