Kamis, 02 November 2017

Secercah Kebahagiaan didalam Nasi Rantangan


Rantang adalah simbol kenangan masa kecil. Hampir semua orang punya kisah tersendiri akan rantang  yang biasa digunakan untuk membawa bekal makanan. Namun belum banyak orang tahu mengenai kisah tentang rantang. Seperti dilansir dari Thedailymeal, Kamis (24/3/2016), tren membawa bekal sebenarnya sudah ada sejak awal 1900-an.
Saya sudah lupa kapan terakhir memperoleh atau memberikan makanan dengan menggunakan rantang , sampai beberapa hari yang lalu saya mendapatkan  makan siang dalam rantang alumunium yang klasik itu. Dan masih seperti dulu, seolah-olah rasa makanan yang ada di rantang tersebut kenikmatannya meningkat beberapa level. Ujar Muh. Roy Amazon General  Manager Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru
Untuk sebagian orang Indonesia, mungkin sampai sekitar tahun 80-an, rantang setia menemani momen-momen penting antar manusia.
Sebagai wadah hantaran makanan ke handai taulan saat syukuran, atau saat peringatan wafatnya salah satu anggota keluarga.
Wadah makan unik ini juga pernah jadi kawan setia ketika bertamasya. Saya ingat dulu ketika akan ke Puncak Bogor, Ibu saya sibuk menyiapkan bekal di rantang.
“Biar nanti di sana ndak usah jajan,” katanya saat memasukkan nasi, kering tempe, sayur, dan beberapa panganan tradisional ke dalam rantang alumunium hijau kembang-kembang.
Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru menghadirkan paket Nasi Rantangan untuk mengenang kembali masa-masa kecil bahagia dan nikmatnya menikmati  masakan rumahan.
Untuk isi menu paket Nasi Rantangan tersebut  ada nasi putih, ayam goreng, tempe bacem, tahu bacem, sayur asam, empal daging, buah2an segar, dll.  Semua menu rasanya persis sekali dengan masakan yang biasa di di masak oleh Ibu di rumah.

Nah, ingatkah kapan terakhir kali menerima kiriman makanan atau makan dari rantang alumunium?  Biar tidak penasaran hubungi Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru  di 0511—477 0099 atau WA ke 0811 512 0099.

1 komentar:

  1. Kalo anak kost, demen banget sama rantangan. Dianternya pagi sama sore. Kalo kuliahnya pagi, terus balik ke kost agak siangan, rantang paginya kosong, karena isinya dijebret tetangga^^.
    Inget betul kata tetangga kamar dulu. "Dari pada sampai siang makananya ga enak lagi, mending aku yang makan kan," ujarnya.
    Dan akhirnya kembali ke telor ceplok pake kecap manis. Jangan lupa telor ceploknya dikasih micin sikit biar lebih enak.
    Nah kalau rantangan sorenya, aman-aman saja. Hahaaa, jadi kangen masa-masa "rantangan".

    BalasHapus