Rantang adalah simbol kenangan masa kecil. Hampir semua orang punya kisah tersendiri akan rantang yang biasa digunakan untuk membawa bekal makanan. Namun belum banyak orang tahu mengenai kisah tentang rantang. Seperti dilansir dari Thedailymeal, Kamis (24/3/2016), tren membawa bekal sebenarnya sudah ada sejak awal 1900-an.
Saya sudah lupa kapan terakhir
memperoleh atau memberikan makanan dengan menggunakan rantang , sampai beberapa
hari yang lalu saya mendapatkan makan siang
dalam rantang alumunium yang klasik itu. Dan masih seperti dulu, seolah-olah rasa
makanan yang ada di rantang tersebut kenikmatannya meningkat beberapa level.
Ujar Muh. Roy Amazon General Manager
Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru
Untuk sebagian orang Indonesia,
mungkin sampai sekitar tahun 80-an, rantang setia menemani momen-momen penting
antar manusia.
Sebagai wadah hantaran makanan
ke handai taulan saat syukuran, atau saat peringatan wafatnya salah satu
anggota keluarga.
Wadah makan unik ini juga pernah
jadi kawan setia ketika bertamasya. Saya ingat dulu ketika akan ke Puncak Bogor,
Ibu saya sibuk menyiapkan bekal di rantang.
“Biar nanti di sana ndak usah
jajan,” katanya saat memasukkan nasi, kering tempe, sayur, dan beberapa
panganan tradisional ke dalam rantang alumunium hijau kembang-kembang.
Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru
menghadirkan paket Nasi Rantangan untuk mengenang kembali masa-masa kecil
bahagia dan nikmatnya menikmati masakan
rumahan.
Untuk isi menu paket Nasi
Rantangan tersebut ada nasi putih, ayam goreng,
tempe bacem, tahu bacem, sayur asam, empal daging, buah2an segar, dll. Semua menu rasanya persis sekali dengan
masakan yang biasa di di masak oleh Ibu di rumah.
Nah, ingatkah kapan terakhir
kali menerima kiriman makanan atau makan dari rantang alumunium? Biar tidak penasaran hubungi Grand Dafam Q
Hotel Banjarbaru di 0511—477 0099 atau
WA ke 0811 512 0099.
Kalo anak kost, demen banget sama rantangan. Dianternya pagi sama sore. Kalo kuliahnya pagi, terus balik ke kost agak siangan, rantang paginya kosong, karena isinya dijebret tetangga^^.
BalasHapusInget betul kata tetangga kamar dulu. "Dari pada sampai siang makananya ga enak lagi, mending aku yang makan kan," ujarnya.
Dan akhirnya kembali ke telor ceplok pake kecap manis. Jangan lupa telor ceploknya dikasih micin sikit biar lebih enak.
Nah kalau rantangan sorenya, aman-aman saja. Hahaaa, jadi kangen masa-masa "rantangan".